Tema 2018 : Cultural Respect
Latar Belakang
Film dapat dikatakan sebagai salah satu media hiburan yang paling populer, selain televisi tentunya. Menonton film, baik itu di bioskop, melalui DVD/VCD bajakan maupun yang orisinil, atau justru menonton film di televisi, telah menjadi sarana eskapasi diri yang menyenangkan.
Melalui film sebenarnya kita banyak belajar tentang budaya. Baik itu budaya masyarakat di mana kita hidup di dalamnya, atau bahkan budaya yang sama sekali asing buat kita.
Film juga dilihat sebagai media sosialisasi dan media publikasi budaya yang ampuh dan persuasif. Begitu pula dengan audiensnya. Mereka dengan sadar datang menonton film salah satunya untuk mengenal budaya yang lainnya. Mereka menonton film Iran karena ingin tau bagaimana kehidupan sosial budaya masyarakat Iran dan berbagai dinamikanya.Belum lagi film Ceko, Hongaria, Cile, Korea Utara, dan sebagainya. Negara Indonesia adalah negara yang sangat kaya akan kebudayaan, mulai dari suku bangsa, tarian, musik, adat, bahasa dan lain sebagainya.
Indonesia dikenal sebagai surga kebudayaan, begitu banyak budaya yang diciptakan dari kearifan lokal , yang menegaskan daya pikir, dan kreasi masyarakat Indonesia yang beragam.
Hanya saja, sebagian besar orang melihat budaya sebagai suatu hal kuno yang erat kaitannya dengan masyarakat tradisional, padahal sesungguhnya dalam masyarakat modern pun budaya selalu ada dalam setiap aspek kehidupannya. Budaya bukan soal kesenian saja, tetapi budaya merupakan sebuah cara hidup dari sebuah masyarakat yang tercipta dari identitas masyarakat tersebut. Sebagaimana identitas, budaya dalam setiap masyarakat mempunyai perbedaan, bahkan dalam hal yang mendasar dalam segala aspek, seperti hal yang dianggap baik, toleransi, kesopanan dan lain lain yang selalu berbeda dalam setiap masyarakat, maka dapat disimpulkan bahwa budaya merupakan intrepetasi dari identitas suatu masyarakat yang tentunya akan berbeda dalam setiap masyarakatnya.
Cultural Respect
Toraja Film Festivas disingkat TFF yang untuk kali pertama kalinya telah sukses dilaksanakan di Tahun 2017. Melihat ke belakang, TFF 2017 yang diselenggarakan telah dikunjungi peserta dari berbagai belahan Indonesia lainnya yang kesemuanya membicarakan Ke-Indonesian-annya dan kesemuanya sedang berbicara dan berdiskusi tentang budayanya masing-masing.
Filmmaker yang berkarya di TFF merupakan filmmaker yang nota bene adalah kaum muda Indonesia, mereka telah merumuskan ide dan gagasannya melalui grammar visual dengan apa yang disebut film untuk metransformasikan pesan-pesan Indonesia yangg lain sebagai entitas kebudayaan itu sendiri.
Itulah malting plot yang dinamakan TFF, tempat bertemunya sejumlah gagasan kebudayaan Indonesia bahkan budaya luar untuk selanjutnya dilihat bersama, dibicarakan bersama, didiskusikan bersama dan menjadi tafsir Indonesia yangg multikultural. Menjadi titik temu bagi interaksi budaya antar lintas suku bangsa. Dalam kondisi inilah kebudayaan harus membuka pemahaman akan kekayaan dan keragaman warisan budaya yang kita miliki sebagai salah satu kekuasaan dan keunggulan yang kompetitif yang bisa dibanggakan dan memiliki daya produktif.
Toraja Film Festival 2018 hadir dengan tema “CULTURAL RESPECT”. Melalui tema ini diharapkan dapat melihat Indonesia ke-kinian.
Ruang lingkup tema “CULTURAL RESPECT” adalah bukan hanya budaya peninggalan nenek moyang, atau adat atau tradisi secara turun temurun melainkan juga menyangkut kebiasaan, tradisi yang tercipta seiring perkembangan jaman dan pola hidup modern yang ada disekitar kita.